Friday, June 27, 2014

Close to Heaven

Seminggu yang lalu, aku memberanikan diri untuk ikut dalam kegiatan hiking bersama temanku Dita ke Gunung Andong. Sebenarnya tiga minggu sebelumnya kita juga sudah berencana untuk hiking, namun aku gagal ikut karena Daniel datang secara tiba-tiba waktu itu. Oleh karena kegagalan tersebut, aku dan Dita merencanakan ulang keberangkatan hiking ini.

Pukul 12.30 siang Dita datang ke kost untuk menjemput, namun aku belum mempersiapkan logistik yang harus di bawa. Memang rencana hiking ini tidak mendadak, akan tetapi bagi pendaki pemula sepertiku, rasanya bingung untuk mempersiapkan apa yang harus di bawa. Alhasil aku hanya membeli mie, roti, dan sosis saja.

Kurang lebih satu jam kami menunggu teman-teman yang lain untuk berkumpul di kost pacarnya Dita yang bernama Joko atau sering kami sebut Mas Supri. Dan ketika jam sudah menunjukan pukul 2, kamipun segera bergegas untuk berangkat ke Magelang dimana Gunung Andong berada. Kami berenam, aku, Dita, Mas Supri, dan tiga temannya berangkat menggunakan 3 motor. Aku di bonceng oleh salah satu teman Mas Supri yang bernama Mesakh.

Karena tidak terbiasa menggunakan motor, perjalanan ini terasa cukup jauh menurutku. Padahal hanya 1,5 jam saja kami sudah sampai di base-camp untuk menitipkan motor. Tidak ingin terburu-buru naik, kamipun beristirahat sejenak mengumpulkan tenaga untuk pertarungan nanti. Namun, hanya 15 menit saja waktu yang kami luangkan untuk beristirahat, karena mengingat hari semakin sore, akhirnya kami memutuskan untuk segera berangkat mendaki gunung dengan ketinggian 1726 mdpl ini.

I'm so happy melihat karya agung Tuhan di sekelilingku. Tumbuh-tumbuhan hijau, udara segar khas pedesaan, sungguh jarang aku temui dalam kehidupan sehari-hari. Saking senangnya, aku yang memimpin di depan walaupun tidak tahu arah -_- Namun sayang, semangatku menurun karena orang yang memboncengiku terkapar lemas di awal perjalanan. Mau tidak mau kami harus menunggunya kembali pulih untuk meneruskan perjalanan. Sempat terpikir kalau kita tidak jadi naik gara-gara kejadian ini, akan tetapi Mas Mesakh akhirnya bangun dan berusaha untuk melanjutkan perjalanan sampai ke puncak. Yeeaayy!! Akupun bersemangat dan memimpin barisan lagi (˘˘)

Jalan menanjak sangat membuat kami lelah, tak jarang kamipun berhenti untuk mengatur nafas yang terengah-engah. Ada yang minum, makan cemilan, dan ada juga yang merebahkan badan di sela-sela pemberhentian itu. Sempat gerimis ketika kami naik, namun Tuhan itu baik, hujanpun tidak turun sampai kami tiba di camping ground. Oh my God, I don't believe it.. Aku sudah berhasil melewati tanjakan-tanjakan itu! Thanks God, thanks :) Walaupun hanya 1726 mdpl, tapi tidak banyak orang bisa atau meluangkan waktu untuk menginjakan kakinya di gunung.

Sesampainya di camping ground, kami langsung mengeluarkan tenda dan memasangnya. Setelah tenda terpasang, aku dan Dita membuat mie untuk mengisi perut yang kosong. Tidak ingin melewatkan malam begitu saja, kami berempat bermain kartu kecuali Mas Supri dan Mas Mesakh yang sudah tidak kuat menahan matanya dan beranjak tidur. Lama-lama, rasa bosanpun melanda, Vian dan Andri (anak les Mas Supri) kembali ke tenda mereka untuk ikut tidur bersama yang lain. Karena aku dan Dita belum begitu ngantuk, akhirnya kamipun pergi duduk di luar tenda untuk melihat bintang. Kami bercerita kesana-kemari, dan sempat pula ada Mas-Mas yang ikut bergabung untuk mengobrol. Namun ketika angin malam mulai semakin kencang berhembus, kamipun segera kembali ke tenda untuk mengistirahatkan badan yang sudah terforsir dari tadi pagi.

Pagipun tiba. Aku yang terbangun langsung bergegas keluar untuk melihat sunshine. Dan ternyata, diluar sudah banyak orang berkumpul dan berdiri menghadap ke Timur dimana matahari akan terbit. Yes, finally an orange circle comes! It's so beautiful!

Sunshine 

Setelah puas melihat matahari terbit, aku dan Dita mulai memasak. Bahan-bahan untuk membuat sup kami bawa dari Salatiga, ada juga kornet yang khusus di bawakan oleh teman Mas Supri yang menyusul. Kita makan enak pagi itu. Walaupun nasi yang di masak berupa bubur karena tidak ada aluminium foil. Tapi yang penting perut terisi dan kami bisa punya tenaga untuk turun gunung.

Tiba saatnya untuk kembali melangkahkan kaki. Perjalanan turun tentu tidak begitu melelahkan di banding dengan perjalanan naik sebelumnya. Namun kaki ini harus di paksa kuat untuk menopang berat badan. Aku sempat terjatuh 2 kali. Pertama aku terpeleset karena mataku terfokus untuk membalas sms masuk, kedua karena memang kaki sudah lelah menopang. Tapi untung saja hal buruk tidak terjadi.

Sekitar jam 12 kami sudah sampai di bawah. Seperti sebelumnya, kami tidak langsung bergegas pulang, akan tetapi kami merebahkan badan sejenak di base-camp. Ketika merasa cukup untuk beristirahat, akhirnya kamipun melanjutkan perjalanan pulang ke Salatiga.

 Our team (from top) : Mas Mesakh, Andri, Me, Dita, Vian, Mas Supri


Puncaakkk (ˇˇ)





Read more » 0 comments

Friday, June 20, 2014

Jangan Bersedih, Ceu!

Yusi Sri Wahyuni, S.Si, itulah nama kakak perempuanku yang kedua. Dan tepat hari ini dia berulang tahun yang ke-33. Selamat ulang tahun, Ceu ˆˆ De percaya segala hal yang terbaik pasti tercurah dalam kehidupan Ceuceu setiap hari.

Begitulah sebutanku untuknya, "Ceuceu" yang berarti kakak dalam bahasa Sunda. Dia merupakan sosok perempuan mandiri menurutku. Jarang sekali aku melihatnya mengeluh dan bersedih hati. Dari dulu memang dia sudah sangat mandiri. Memutuskan untuk berkuliah jauh dari orang tua dan berjuang untuk menjadi Hamba Tuhan adalah tindakan yang sangat berani pikirku, terutama karena dia adalah seorang perempuan.

Namun ketika kami berkomunikasi via BBM kemarin, tepat sebelum hari ulang tahunnya, dia menceritakan kesedihannya karena di hari ulang tahunnya kali ini dan seterusnya, tidak ada sosok kakak yang selalu hadir menemani. Ya, di postingan sebelumnya aku pernah bercerita jika kakak sulungku (Yenny) telah berpulang ke rumah Bapa.

Aku tahu apa yang dia rasakan. Karena aku saja yang jarang sekali bertemu dengan Ceu Yenny, amat sangat merasakan kehilangan yang luar biasa. Terlebih dengannya yang setiap hari bertemu, berkomunikasi, dan juga tidak jarang Ceu Yenny menginap di pastori, mungkin kehilangan yang aku rasakan tidak sebanding dengan apa yang dia rasakan.

But, show must go on Ceu. You have to be strong! Don't be sad again (˘˘)
Memang kita tidak akan pernah lepas dari kesedihan ini, namun percaya deh kalau Ceu Yenny juga tidak mau melihat kita terus bersedih. Ceu sendiri yang bilang kalau kita harus kuat buat Mama \(´`)/ So, mari kita merangkai kisah bahagia mulai dari sekarang. Kita masih punya hutang untuk membahagiakan Mama dan Babeh. Karena Ceu Nie udah senang bersama Bapa, jadi tinggal kita berdua yang berjuang sampai saatnya nanti kita bisa berkumpul lagi dalam kehidupan kekal bersama-Nya kelak.

Once more time, Happy Birthday My Sister. I love you, Mama loves you, Babeh loves you, everyone loves you "̮(˘з˘ )"̮ ♡ Jangan pernah merasa sendiri dan bersedih lagi, karena kami disini ada untukmu. Kami disini ada untuk menemani, memberi semangat, dan mendoakanmu meskipun dari kejauhan.
Tuhan Memberkati (˘ʃƪ˘)


Read more » 2 comments

Thursday, June 12, 2014

Sesaat atau Tidak Sama Sekali?

Less than a week he has been visiting me..
Tidak lama memang, sehingga sempat aku berpikir "mending jangan datang kalau hanya menimbulkan rasa rindu yang lebih dalam pada akhirnya." Namun apa memang begitu respon yang paling benar? Sepertinya tidak. Seorang "Pacar" yang rela jauh-jauh datang untuk menemui kekasih hatinya bukanlah orang yang patut diberi kata-kata seperti itu. You have to be proud of him! Ditengah kesibukannya bekerja, dia rela menyempatkan waktu untuk datang menemuimu. That's right, thanks Dear Daniel, I love you!

Pagi-pagi buta, dia sudah menunggu di depan kost. "angkat telfonku" katanya dalam sms. Kemudian dia meneleponku dan berkata untuk pergi ke depan kost. Aku hanya bisa tertawa ketika melihat dia yang sedang duduk diam dalam keadaan kusut karena telah menempuh perjalanan selama 8 jam di dalam bis. Memang selama 3 tahun aku berkuliah di Salatiga, dia telah berkunjung 2x pada hari ulang tahunku. Namun di tahun ketiga dia tidak bisa datang karena kecelakaan yang menyebakan kakinya patah dan harus operasi. Tapi dengan dia datang di waktu yang berbeda dari sebelumnya seperti kemarin, memang menjadi surprise tersendiri karena memang tidak terpikirkan sama sekali kalau dia akan datang menemuiku.

Tidak ada hal special yang kami lakukan ketika bersama, namun karena kami melakukannya berdua, semua hal terasa sangat special. Salah satunya culinary, aktivitas yang tidak pernah kami lewatkan ketika sedang bersama. Makanan apapun kami cicipi mulai dari kucingan yang dia bilang "kok sedikit" padahal sisa banyak karena kekenyangan. Kemudian tahu kupat, yang di komentari "bumbunya kayak tahu gejrot" (salah satu jajanan yang ada di Majalengka), "banyakkan tahu dari pada lontongnya" (namanya juga tahu kupat bukan lontong kupat), tapi pada akhirnya dia mengaku kenyang dan ketagihan. Ada lagi soto "Atuh pake nasi teu pake lontong soto teh?" #DanielCeriwis --" Terserah Ibu Bapak yang ada di Salatiga dong mau pake lontong atau nasi, orang mereka yang buat :p
I just aware that he is fussy! But I believe that I'm fussier than him, xixixi..

Tahu Kupat Blabak


Kay Ramen


Duriaaannn :*


6 hari kemarin seperti mimpi panjang, namun luka di lututku menjadi saksi bahwa dia memang ada dan bersamaku kemarin. 


Luka ini terjadi karena aku terjatuh ketika sedang mengendarai sepeda bersamanya. Perih, tapi aku bahagia karena dia ada disisiku. Terima kasih Pacar, terima kasih sudah datang menemuiku, terima kasih atas waktu, tenaga, dan materi yang sudah kamu keluarkan untukku yang tidak sempurna ini :)           
                         


                        Love You (´`)ε˘`)" 



Read more » 0 comments
Powered by Blogger.

Copyright © This is Mine, My Life 2010

Template By Nano Yulianto