Thursday, July 24, 2014

I Love My Period

Ketika membaca judul di atas, mungkin orang yang membacanya akan merasa aneh atau bertanya-tanya mengapa aku menyukai keadaan dimana para wanita harus menahan nyeri yang luar biasa karena menstruasi.
Aku memang selalu menunggu-nunggu waktu period itu datang setiap bulannya. Tapi sayang, aku tidak bisa merasakan apa yang ku tunggu itu secara rutin. That's why I said I love my period time!

Pertama kali aku menstruasi adalah ketika duduk di kelas 5 Sekolah Dasar, too early right? Akan tetapi kedinian itu tidak membuktikan bahwa hormonku subur. Sejak awal, memang tamu bulananku tidak datang secara rutin. Pernah aku tanyakan ke Dokter ketika SMP dan SMA, namun jawabannya selalu sama, "Belum lancar saja, Dek. Nanti kalau sudah gede pasti bisa lancar." Aku terus mengimani jawaban tersebut dan berharap memang tidak ada yang salah dengan tubuhku.

Walaupun aku sudah hafal dengan jadwal tamu bulananku yang biasanya datang tiga bulan sekali, namun aku masih seringkali khawatir dan terus mempertanyakan "Kok belum dapet juga sih?" Tidak bisa rasanya aku berbohong untuk tidak khawatir akan hal ini, walaupun seringkali teman-teman "menghibur" dengan mengatakan "Wah enak ya kamu, bisa hemat pembalut?" Kalau boleh jujur, lebih baik aku membeli pembalut setiap bulan, daripada merasakan kekhawatiran ini.

Mengingat teman-teman yang selalu mengeluh karena rasa sakit yang dideritanya, aku juga ingin merasakan itu. Kalau boleh aku iri, sebenarnya aku iri pada mereka yang setiap bulan kedatangan tamu bulanannya. Terlepas dari sakit yang dirasakan, kita bisa memastikan bahwa siklus haid normal dan tidak ada penyakit terkait dengan itu. So girls, just enjoy your period :) Karena itu adalah anugerah dari Tuhan yang tidak bisa dirasakan oleh kaum lelaki! Kita bukan wanita lemah ketika kita bisa melewati rasa sakit itu setiap bulannya, we have to be proud of ourselves, right? ^.^


source of pictures : Google
Read more » 4 comments

Wednesday, July 23, 2014

Angkot Day

Naik angkutan umum seperti angkot (apalagi dilakukan sendiri) di Jakarta adalah hal baru untukku. Karena biasanya aku selalu menunggangi motor setiap kali akan pergi. Naik angkot bukanlah hal yang sulit, namun jika perjalanan jauh dan tidak tau arah, pasti akan sangat membuat takut. Seperti yang terjadi denganku beberapa waktu lalu ketika harus naik angkot sendiri ke tempat kerja.

Pertama kali naik angkot sendiri, aku disuguhi oleh pengalaman yang sungguh membuat kesal. Bagaimana tidak kesal jika supir angkot yang kita naikki ugal-ugalan di jalan yang macet. Tidak hanya menerobos masuk ke jalur busway, supir angkot tersebut juga tidak henti-hentinya menekan klakson yang sungguh memekakkan telinga. Ingin rasanya memaki supir angkot itu, namun niat untuk melakukannya kalah dengan ketakutanku untuk mengatakannya, karena pasti dia tidak akan mendengar apa yang aku bicarakan.

Aku seringkali heran dengan orang-orang seperti itu. Menurutku tidak ada gunanya ketika mereka menekan klakson secara terus-menerus di jalan yang sedang macet. Karena toh kita tidak bisa menyuruh kendaraan di depan untuk terus melaju dikemacetan itu, jadi untuk alasan apa mereka menekan klakson yang membuat heboh seantero Jakarta? Memang menyebalkan!

Terlepas dari hal menyebalkan kemarin, sebenarnya aku lebih suka naik angkot daripada motor ketika berangkat ataupun pulang dari tempat kerja, karena mengingat jauhnya perjalanan yang ditempuh. Walaupun naik motor dikatakan lebih cepat, akan tetapi kenyamanan perjalanan pastilah ada di angkot. Kita bisa bersender, tidak terkena hujan ataupun panas, lebih sedikitnya debu yang menempel, dan pasti tempat duduk yang lebih nyaman.

Ketika dikatakan motor lebih cepat sampai daripada angkot, aku kira itu salah. Buktinya aku bisa sampai kantor kurang dari jam 7 ketika naik angkot. Pastinya dengan berangkat lebih awal dari biasanya untuk menghindari macet. So, bukan masalah cepat atau tidaknya kendaraan melaju, akan tetapi cepat atau tidaknya kita bangun dan berangkat sepagi mungkin agar dengan angkutan umum seperti angkot pun kita bisa datang tepat waktu.
Read more » 0 comments

Friday, July 11, 2014

Presidential Election

source : Google

Tanggal 9 bulan Juli tahun 2014 adalah waktu di mana masyarakat Indonesia menyumbangkan suaranya untuk memilih siapakah pemimpin ke-7 dalam 5 tahun ke depan. Begitupun denganku. Setelah 20 tahun, inilah hari pertama aku "menyoblos". Maaf jika selama ini aku tercermin sebagai rakyat Indonesia yang kurang baik dan memilih golput selama 3 tahun terakhir. Bukan keinginanku sendiri untuk tidak melakukan pemilihan, namun karena aku jauh dari rumah dan tidak mungkin rasanya aku pulang dalam waktu 1 hari saja. Ya, aku yang sedang melakukan study di Salatiga-Jawa Tengah agak kesulitan jika pulang ke Majalengka-Jawa Barat untuk melakukan pemilihan, mengingat waktu perjalanan yang harus di tempuh akan sangat melelahkan.

Tapi aku bersyukur! Di usia yang ke-20 ini aku bisa memilih pemimpin pilihanku sendiri karena aku sedang tidak berada dalam masa perkuliahan dan kebetulan sedang berada di Jakarta yang lokasinya tentu lebih dekat dengan rumahku yang ada di Jawa Barat.

Perjalananku di mulai hari Selasa lalu pada Malam hari. Kenapa malam? Karena aku masih harus pergi ke tempat OKL untuk menyelesaikan tanggung jawabku terlebih dahulu, oleh karena itu keberangkatan kami (Aku, Ceu Yusi, a Adi) ke Majalengka dilakukan pada malam hari. Senang sekali ketika aku menginjak kembali kampung halaman dan rasanya tidak ingin aku kembali ke Ibu Kota lagi. Namun aku harus menyelesaikan masa OKL-ku agar bisa lulus tepat waktu. So, hanya satu hari saja aku bisa menikmati masa liburan tersebut. Tapi tidak apa-apa, dengan melihat Mama dan Babeh yang sehat kemarin, aku sangat bersyukur untuk itu.

Menurutku, Presidential Election kali ini sudah tidak lagi LUBER dan JURDIL. Mengapa? Karena masyarakat Indonesia telah terang-terangan memilih Presiden pilihannya. Ada yang melalui foto, kampanye dengan menyebut jargon sana-sini, bahkan menjelek-jelekkan calon yang lain. Aku sendiri tidak bisa menyalahkan hal itu, karena mereka bebas memilih siapa pemimpinnya.

Seperti mereka, aku pun bebas untuk menentukan siapa jagoanku! Memang aku adalah salah satu orang awam yang tidak banyak mengerti tentang dunia perpolitikan, namun untuk memilih siapa yang menurut kita pantas untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah harus semena-mena paham akan politik, akan tetapi aku juga tidak bermaksud untuk tidak mengepentingkan pemahaman akan hal itu. Yang terpenting adalah keikutsertaan kita dalam setiap pemilihan, jangan sampai suara kita tidak digunakan, because it's important guys..

no golput °\(^^)/°
Read more » 0 comments

Friday, July 4, 2014

My Internship

4 hari sudah aku menjalani Orientasi Kerja Lapangan (OKL) di Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia atau yang sering disebut PGI. Aku sangat bersemangat sekali untuk melakukan OKL ini. Membayangkan akan duduk di ruangan ber-AC, berhadapan dengan komputer, mengerjakan ini dan itu, memakai baju rapih ala professional secretary, wow that's my favorite job! Tidak tahu mengapa, aku senang sekali dengan hal-hal yang berhubungan dengan kesekretariatan. Maka dari itu aku memilih office administration sebagai paket minat yang di tawarkan oleh kampus untuk salah satu syarat kelulusan.

Sebelum mendaftar ke PGI, aku juga sempat mendaftar ke Formulatrix untuk melakukan OKL ini. Namun apa daya, bolak-baliknya aku ke perusahaan, psikotest dan wawancara yang telah dilakukan, tidak membuatku diterima untuk melakukan praktik disana. Di samping rasa kecewaku karena penolakan itu, aku juga bersyukur karena dengan ditolaknya aku disana dan diterimanya aku di PGI yang berlokasi di Jakarta, itu berarti aku bisa bertemu bahkan tinggal bersama kakakku Yusi. Tuhan memang baik!

And finally, berpakaian rapih, duduk di ruangan ber-AC dan berhadapan dengan komputerpun telah terwujud. Namun, bukan cuma itu yang aku harapkan :( I need a job! Not just formality. Hari pertama dan kedua masuk kerja, aku hanya di amanati untuk membaca berkas-berkas. What a boring activity! Mungkin memang begini kerjaan Mahasiswa magang. Aku juga teringat cerita teman-temanku yang telah menjalani OKL sebelumku. Mereka menceritakan hal yang sama seperti apa yang aku alami sekarang. Duduk diam di kantor, online, baca-baca berita, just it! Mungkin bagi orang lain ini hal yang menyenangkan, namun bagiku hidup ini hanya sia-sia jika hanya melakukan hal tersebut di waktu OKL! Aku butuh pengalaman yang bisa aku pelajari agar nanti bisa menjadi sekretaris yang benar-benar profesional.

Kengangguranku berakhir kemarin, karena aku di berikan tugas untuk men-scan 1 ordner surat. Yup, sekalinya di beri pekerjaan, aku harus jadi tukang scan seharian -_- dan tugas itu baru bisa aku selesaikan hari ini. Tapi sekarang aku kembali menjadi seorang pengangguran! Dimana aku bisa maen Criminal Case, lihat-lihat notifications, sampai detik ini aku bisa sambil blogging, huuffttt.. I hope next time I can get more experiences from this internship! Ganbatte ne ("˘̀^˘́)
Read more » 0 comments

Friday, June 27, 2014

Close to Heaven

Seminggu yang lalu, aku memberanikan diri untuk ikut dalam kegiatan hiking bersama temanku Dita ke Gunung Andong. Sebenarnya tiga minggu sebelumnya kita juga sudah berencana untuk hiking, namun aku gagal ikut karena Daniel datang secara tiba-tiba waktu itu. Oleh karena kegagalan tersebut, aku dan Dita merencanakan ulang keberangkatan hiking ini.

Pukul 12.30 siang Dita datang ke kost untuk menjemput, namun aku belum mempersiapkan logistik yang harus di bawa. Memang rencana hiking ini tidak mendadak, akan tetapi bagi pendaki pemula sepertiku, rasanya bingung untuk mempersiapkan apa yang harus di bawa. Alhasil aku hanya membeli mie, roti, dan sosis saja.

Kurang lebih satu jam kami menunggu teman-teman yang lain untuk berkumpul di kost pacarnya Dita yang bernama Joko atau sering kami sebut Mas Supri. Dan ketika jam sudah menunjukan pukul 2, kamipun segera bergegas untuk berangkat ke Magelang dimana Gunung Andong berada. Kami berenam, aku, Dita, Mas Supri, dan tiga temannya berangkat menggunakan 3 motor. Aku di bonceng oleh salah satu teman Mas Supri yang bernama Mesakh.

Karena tidak terbiasa menggunakan motor, perjalanan ini terasa cukup jauh menurutku. Padahal hanya 1,5 jam saja kami sudah sampai di base-camp untuk menitipkan motor. Tidak ingin terburu-buru naik, kamipun beristirahat sejenak mengumpulkan tenaga untuk pertarungan nanti. Namun, hanya 15 menit saja waktu yang kami luangkan untuk beristirahat, karena mengingat hari semakin sore, akhirnya kami memutuskan untuk segera berangkat mendaki gunung dengan ketinggian 1726 mdpl ini.

I'm so happy melihat karya agung Tuhan di sekelilingku. Tumbuh-tumbuhan hijau, udara segar khas pedesaan, sungguh jarang aku temui dalam kehidupan sehari-hari. Saking senangnya, aku yang memimpin di depan walaupun tidak tahu arah -_- Namun sayang, semangatku menurun karena orang yang memboncengiku terkapar lemas di awal perjalanan. Mau tidak mau kami harus menunggunya kembali pulih untuk meneruskan perjalanan. Sempat terpikir kalau kita tidak jadi naik gara-gara kejadian ini, akan tetapi Mas Mesakh akhirnya bangun dan berusaha untuk melanjutkan perjalanan sampai ke puncak. Yeeaayy!! Akupun bersemangat dan memimpin barisan lagi (˘˘)

Jalan menanjak sangat membuat kami lelah, tak jarang kamipun berhenti untuk mengatur nafas yang terengah-engah. Ada yang minum, makan cemilan, dan ada juga yang merebahkan badan di sela-sela pemberhentian itu. Sempat gerimis ketika kami naik, namun Tuhan itu baik, hujanpun tidak turun sampai kami tiba di camping ground. Oh my God, I don't believe it.. Aku sudah berhasil melewati tanjakan-tanjakan itu! Thanks God, thanks :) Walaupun hanya 1726 mdpl, tapi tidak banyak orang bisa atau meluangkan waktu untuk menginjakan kakinya di gunung.

Sesampainya di camping ground, kami langsung mengeluarkan tenda dan memasangnya. Setelah tenda terpasang, aku dan Dita membuat mie untuk mengisi perut yang kosong. Tidak ingin melewatkan malam begitu saja, kami berempat bermain kartu kecuali Mas Supri dan Mas Mesakh yang sudah tidak kuat menahan matanya dan beranjak tidur. Lama-lama, rasa bosanpun melanda, Vian dan Andri (anak les Mas Supri) kembali ke tenda mereka untuk ikut tidur bersama yang lain. Karena aku dan Dita belum begitu ngantuk, akhirnya kamipun pergi duduk di luar tenda untuk melihat bintang. Kami bercerita kesana-kemari, dan sempat pula ada Mas-Mas yang ikut bergabung untuk mengobrol. Namun ketika angin malam mulai semakin kencang berhembus, kamipun segera kembali ke tenda untuk mengistirahatkan badan yang sudah terforsir dari tadi pagi.

Pagipun tiba. Aku yang terbangun langsung bergegas keluar untuk melihat sunshine. Dan ternyata, diluar sudah banyak orang berkumpul dan berdiri menghadap ke Timur dimana matahari akan terbit. Yes, finally an orange circle comes! It's so beautiful!

Sunshine 

Setelah puas melihat matahari terbit, aku dan Dita mulai memasak. Bahan-bahan untuk membuat sup kami bawa dari Salatiga, ada juga kornet yang khusus di bawakan oleh teman Mas Supri yang menyusul. Kita makan enak pagi itu. Walaupun nasi yang di masak berupa bubur karena tidak ada aluminium foil. Tapi yang penting perut terisi dan kami bisa punya tenaga untuk turun gunung.

Tiba saatnya untuk kembali melangkahkan kaki. Perjalanan turun tentu tidak begitu melelahkan di banding dengan perjalanan naik sebelumnya. Namun kaki ini harus di paksa kuat untuk menopang berat badan. Aku sempat terjatuh 2 kali. Pertama aku terpeleset karena mataku terfokus untuk membalas sms masuk, kedua karena memang kaki sudah lelah menopang. Tapi untung saja hal buruk tidak terjadi.

Sekitar jam 12 kami sudah sampai di bawah. Seperti sebelumnya, kami tidak langsung bergegas pulang, akan tetapi kami merebahkan badan sejenak di base-camp. Ketika merasa cukup untuk beristirahat, akhirnya kamipun melanjutkan perjalanan pulang ke Salatiga.

 Our team (from top) : Mas Mesakh, Andri, Me, Dita, Vian, Mas Supri


Puncaakkk (ˇˇ)





Read more » 0 comments

Friday, June 20, 2014

Jangan Bersedih, Ceu!

Yusi Sri Wahyuni, S.Si, itulah nama kakak perempuanku yang kedua. Dan tepat hari ini dia berulang tahun yang ke-33. Selamat ulang tahun, Ceu ˆˆ De percaya segala hal yang terbaik pasti tercurah dalam kehidupan Ceuceu setiap hari.

Begitulah sebutanku untuknya, "Ceuceu" yang berarti kakak dalam bahasa Sunda. Dia merupakan sosok perempuan mandiri menurutku. Jarang sekali aku melihatnya mengeluh dan bersedih hati. Dari dulu memang dia sudah sangat mandiri. Memutuskan untuk berkuliah jauh dari orang tua dan berjuang untuk menjadi Hamba Tuhan adalah tindakan yang sangat berani pikirku, terutama karena dia adalah seorang perempuan.

Namun ketika kami berkomunikasi via BBM kemarin, tepat sebelum hari ulang tahunnya, dia menceritakan kesedihannya karena di hari ulang tahunnya kali ini dan seterusnya, tidak ada sosok kakak yang selalu hadir menemani. Ya, di postingan sebelumnya aku pernah bercerita jika kakak sulungku (Yenny) telah berpulang ke rumah Bapa.

Aku tahu apa yang dia rasakan. Karena aku saja yang jarang sekali bertemu dengan Ceu Yenny, amat sangat merasakan kehilangan yang luar biasa. Terlebih dengannya yang setiap hari bertemu, berkomunikasi, dan juga tidak jarang Ceu Yenny menginap di pastori, mungkin kehilangan yang aku rasakan tidak sebanding dengan apa yang dia rasakan.

But, show must go on Ceu. You have to be strong! Don't be sad again (˘˘)
Memang kita tidak akan pernah lepas dari kesedihan ini, namun percaya deh kalau Ceu Yenny juga tidak mau melihat kita terus bersedih. Ceu sendiri yang bilang kalau kita harus kuat buat Mama \(´`)/ So, mari kita merangkai kisah bahagia mulai dari sekarang. Kita masih punya hutang untuk membahagiakan Mama dan Babeh. Karena Ceu Nie udah senang bersama Bapa, jadi tinggal kita berdua yang berjuang sampai saatnya nanti kita bisa berkumpul lagi dalam kehidupan kekal bersama-Nya kelak.

Once more time, Happy Birthday My Sister. I love you, Mama loves you, Babeh loves you, everyone loves you "̮(˘з˘ )"̮ ♡ Jangan pernah merasa sendiri dan bersedih lagi, karena kami disini ada untukmu. Kami disini ada untuk menemani, memberi semangat, dan mendoakanmu meskipun dari kejauhan.
Tuhan Memberkati (˘ʃƪ˘)


Read more » 2 comments

Thursday, June 12, 2014

Sesaat atau Tidak Sama Sekali?

Less than a week he has been visiting me..
Tidak lama memang, sehingga sempat aku berpikir "mending jangan datang kalau hanya menimbulkan rasa rindu yang lebih dalam pada akhirnya." Namun apa memang begitu respon yang paling benar? Sepertinya tidak. Seorang "Pacar" yang rela jauh-jauh datang untuk menemui kekasih hatinya bukanlah orang yang patut diberi kata-kata seperti itu. You have to be proud of him! Ditengah kesibukannya bekerja, dia rela menyempatkan waktu untuk datang menemuimu. That's right, thanks Dear Daniel, I love you!

Pagi-pagi buta, dia sudah menunggu di depan kost. "angkat telfonku" katanya dalam sms. Kemudian dia meneleponku dan berkata untuk pergi ke depan kost. Aku hanya bisa tertawa ketika melihat dia yang sedang duduk diam dalam keadaan kusut karena telah menempuh perjalanan selama 8 jam di dalam bis. Memang selama 3 tahun aku berkuliah di Salatiga, dia telah berkunjung 2x pada hari ulang tahunku. Namun di tahun ketiga dia tidak bisa datang karena kecelakaan yang menyebakan kakinya patah dan harus operasi. Tapi dengan dia datang di waktu yang berbeda dari sebelumnya seperti kemarin, memang menjadi surprise tersendiri karena memang tidak terpikirkan sama sekali kalau dia akan datang menemuiku.

Tidak ada hal special yang kami lakukan ketika bersama, namun karena kami melakukannya berdua, semua hal terasa sangat special. Salah satunya culinary, aktivitas yang tidak pernah kami lewatkan ketika sedang bersama. Makanan apapun kami cicipi mulai dari kucingan yang dia bilang "kok sedikit" padahal sisa banyak karena kekenyangan. Kemudian tahu kupat, yang di komentari "bumbunya kayak tahu gejrot" (salah satu jajanan yang ada di Majalengka), "banyakkan tahu dari pada lontongnya" (namanya juga tahu kupat bukan lontong kupat), tapi pada akhirnya dia mengaku kenyang dan ketagihan. Ada lagi soto "Atuh pake nasi teu pake lontong soto teh?" #DanielCeriwis --" Terserah Ibu Bapak yang ada di Salatiga dong mau pake lontong atau nasi, orang mereka yang buat :p
I just aware that he is fussy! But I believe that I'm fussier than him, xixixi..

Tahu Kupat Blabak


Kay Ramen


Duriaaannn :*


6 hari kemarin seperti mimpi panjang, namun luka di lututku menjadi saksi bahwa dia memang ada dan bersamaku kemarin. 


Luka ini terjadi karena aku terjatuh ketika sedang mengendarai sepeda bersamanya. Perih, tapi aku bahagia karena dia ada disisiku. Terima kasih Pacar, terima kasih sudah datang menemuiku, terima kasih atas waktu, tenaga, dan materi yang sudah kamu keluarkan untukku yang tidak sempurna ini :)           
                         


                        Love You (´`)ε˘`)" 



Read more » 0 comments
Powered by Blogger.

Copyright © This is Mine, My Life 2010

Template By Nano Yulianto